3  UTS-3 My Stories for You

3.1 Belajar Merasa Pantas

Ada satu masa di awal kuliah ketika aku hampir menyerah. Waktu itu aku sering banget membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Teman-teman di sekitar kelihatan jenius, cepat nangkep materi, aktif di organisasi, dan punya arah hidup yang jelas. Sedangkan aku… sering merasa cuma “beruntung” bisa diterima di ITB. Di kepalaku terus terngiang pikiran, “Aku nggak sepintar mereka. Aku cuma numpang lewat di sini.”

Setiap hari aku jalan ke kampus dengan perasaan campur aduk — takut gagal, takut mengecewakan orang lain, terutama keluarga. Ada satu titik di mana aku benar-benar sempat mikir, “Mungkin aku nggak pantas di sini.”

Tapi waktu aku cerita ke ibu, jawabannya sederhana banget tapi ngena. Beliau bilang, “Kalau kamu bilang kamu beruntung, berarti Allah memang sudah memutuskan kamu pantas untuk dapat keberuntungan itu. Jadi jangan disia-siakan.” Kalimat itu stuck di kepala sampai sekarang.

Dari situ aku pelan-pelan belajar untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan mulai fokus ke prosesku sendiri. Kadang aku masih ragu, tapi sekarang aku tahu: setiap orang punya waktunya sendiri untuk berkembang. Aku mungkin tidak yang paling hebat, tapi aku tetap berhak untuk tumbuh — dan itu sudah cukup.